Putin Menggila, Rusia Tembak 80 Rudal ke Kota-Kota Ukraina

Tangkapan layar yang diambil dari kamera pengintai menunjukkan sebuah ledakan mengguncang sebuah jembatan di distrik Shevchenkivskyi di ibukota Ukraina, Kyiv pada 10 Oktober 2022. (Anadolu Agency via Getty Images)

Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan serangan baru ke Ukraina. Rusia menembakkan total 80 rudal ke kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, Senin waktu setempat.

Ini sehari setelah Presiden Vladimir Putin menuduh sesama mantan Uni Soviet itu, sebagai dalang ledakan di jembatan utama Krimea, wilayah di Ukraina bagian selatan yang dianeksasi Rusia sejak 2014. Sedikitnya ada 19 warga sipil tewas dan 96 lainnya terluka.

“Moskow putus asa,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba merujuk serangan tersebut dikutip AFP, Selasa (11/10/2022).

“Rusia negara teroris,” kata pejabat Ukraina lain, Duta Besar Ukraina Sergiy Kyslytsya.

Serangan rudal-rudal terbaru Rusia digambarkan warga Ukraina sebagai hal yang mengejutkan. Mereka marah dengan langkah terbaru Putin itu.

“Saya melihat anak-anak dan wanita menangis,” kata seorang warga Ivan Poliakov (22).

“Saya suka Kyiv. Orang-orangnya baik, mereka berani. Tapi dalam sekejap… kematian,” tegasnya.

Warga lainnya, seorang tentara di Dnipro yang mengambil cuti demi ulang tahun istrinya mengatakan, rudal Rusia telah menghancurkan rumah mereka.

“Kami berjuang di garis depan tepat untuk melindungi tempat-tempat ini jauh dari garis musuh,” katanya.

“Tapi mereka masih berhasil memukul kami,” ujarnya lagi.

Sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari, lebih dari 7,6 juta pengungsi Ukraina telah tercatat di seluruh Eropa. Sementara hampir tujuh juta orang lainnya telah mengungsi di dalam negeri.

“Pemboman warga sipil, rumah… infrastruktur non-militer dengan cara yang tidak pandang bulu di banyak kota di seluruh Ukraina, berarti perang menjadi semakin sulit bagi warga sipil,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi kepada wartawan di Jenewa.

“Saya khawatir peristiwa pada jam-jam terakhir ini akan memicu lebih banyak pengungsian,” tambahnya.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan negara kelompok tujuh (G7) bereaksi terkait serangan bom terbaru Rusia itu. Mereka akan mengadakan pembicaraan mendadak hari ini, bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss, yang baru menggantikan Boris Johnson sebulan mengatakan, akan mendesak sesama pemimpin G7 agar tetap berkomitmen pada Ukraina. Dukungan internasional yang luar biasa, tegasnya, akan sangat bertentangan dengan isolasi yang tengah dilakukan Rusia di panggung internasional.

“Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari Ukraina. Dan bagi kami, kami tidak boleh goyah sedikitpun dalam tekad kami untuk membantu mereka memenangkannya,” ujarnya.

Hal sama juga dikatakan Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Hebestreit. Ia meyakinkan solidaritas Jerman dan negara G7 lain tetap solid untuk Ukraina.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan terbaru itu menandakan “perubahan besar dalam sifat perang” yang dilakukan Putin. Sementara Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan dengan mengatakan Putin “menunjukkan kebrutalan total” dari “perang ilegal” yang dilakukannya.

AS sendiri, dalam komentar terpisah, juga berjanji akan melengkapi Ukraina lagi dengan senjata baru. Gedung Putih menyebut akan ada “sistem pertahanan udara tercanggih terbaru yang diberikan” Paman Sam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*