Harga beras masih terpantau tinggi di tingkat konsumen, padahal saat ini sudah masuk dalam musim panen raya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun buka suara dan memerintahkan mencari sumber permasalahan mahalnya kebutuhan utama pangan di RI, termasuk beras.
“Ya kita lihat ini kan masih panen raya, logikanya panen raya suplainya banyak mestinya harga turun, nah kok ini ndak. Ini yang harus kita cari,” kata Jokowi, usai acara Business Matching Produk Dalam Negeri di Istora Senayan, Rabu (15/3/2023).
Pada bulan Maret ini memang sudah masuk dalam musim panen raya. Beberapa kali Presiden juga melakukan kunjungan kerja ke Ngawi Jawa Timur dan Kebumen Jawa Tengah untuk melihat panen raya berlangsung.
“Sekali lagi yang sulit itu menyeimbangkan harga agar gabah di petani baik ada harga beras di pedagang wajar, harga beras ke konsumen baik dan wajar, cukup sulit di situ. kalau menurunkan harga beras sangat mudah sekali impor sebanyak-banyaknya beri ke pasar pasti harga turun,” jelasnya.
Harga beras memang terpantau masih belum bergerak turun. Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras hari ini (Rabu, 15/3/2023 pukul 11.18 WIB) bertengger di Rp11.780 per kg, lebih mahal dari sepekan sebelumnya (8 Maret 2023) yang tercatat di Rp11.760 per kg.
Sementara harga beras premium hari ini di Rp13.500 per kg, naik dari sepekan sebelumnya di Rp13.470 per kg.
Di bulan Februari 2022, harga beras medium tercatat di Rp11.770 per kg dan premium di Rp13.420 per kg.
Harga beras saat ini juga lebih mahal dibandingkan periode sama tahun 2022 lalu yang tercatat di Rp10.850 per kg beras medium dan Rp12.350 per kg beras premium.
Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.
Meski begitu diakui Presiden, memang mencari keseimbangan harga beras/ gabah dari tingkat petani hingga konsumen itu sulit.
Dia melihat dari kondisi ini setidaknya petani masih diuntungkan, meski di tingkat konsumen berteriak.