India Panas Mendidih, Indonesia Bisa Ketiban ‘Durian Runtuh’!

A man uses his mobile phone as he sits amidst the outer units of air conditioners, at the rear of a commercial building in New Delhi, India, April 30, 2022. REUTERS/Adnan Abidi

Gelombang Panas telah melanda beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan suhu panas ekstrem yang terjadi dikarenakan dinamika atmosfer yang tidak biasa dan gerak semu Matahari di kawasan Asia. Kemudian, tren pemanasan global dan perubahan iklim menjadikan cuaca lebih panas ketimbang biasanya.

Salah satu menimpa negara https://sukseskas138.com/ Asia Selatan yakni India. Menurut Departemen Meteorologi India, sejumlah 48 stasiun cuaca mencatat suhu lebih dari 42 derajat Celsius, dengan suhu tertinggi 44,2 derajat Celsius di negara bagian timur Odisha.

Akibat gelombang panas, setidaknya 13 orang meninggal dunia di negara bagian Maharashtra setelah menghadiri upacara penghargaan negara pada Minggu (16/4/2023). Sementara itu, antara 50-60 orang dirawat di rumah sakit akibat menghadiri acara di Navi Mumbai saat panas terik menyerang. Gelombang panas di anak benua ini juga membuat otoritas Tripura dan Benggala Barat memerintahkan untuk menutup sekolah. Di sisi lain, Kementerian Tenaga Kerja India turut mengeluarkan imbauan kepada semua negara bagian untuk memastikan keselamatan pekerja, terutama pekerja luar ruangan. Keselamatan tersebut termasuk menyediakan air minum yang cukup, kompres es darurat, dan istirahat lebih sering.

Gelombang panas pun dapat berefek pada udara yang lebih panas. Oleh karena itu, akan banyak masyarakat India yang membutuhkan pendingin untuk menyegarkan tubuh hingga air untuk kesegaran tubuh. Hal ini berefek pada peningkatan penggunaan listrik di India. Peningkatan tersebut akan berefek pada pemintaan batu bara sebagai sumber energi pembangkit listrik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor batu bara Indonesia sepanjang 2022 mencapai 360,28 juta ton, tumbuh 4,29% dibanding 2021. Pada 2022 batu bara Indonesia paling banyak dibeli oleh India, dengan volume 110,15 juta ton. Pembeli terbesar berikutnya adalah Tiongkok, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Bangladesh.

Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara, terutama untuk jenis thermal. Dari 10 besar tujuan ekspor batu bara Indonesia pada 2022, semuanya adalah negara Asia. India kini menempati urutan pertama dalam daftar pasar batu bara RI. Negara Bollywood mengimpor batu bara sebanyak 110,15 juta ton. Volume tersebut melonjak 55,63% dibandingkan pada 2021 yang tercatat 70,78 juta ton.

Secara nilai, ekspor batu bara ke India menembus US$ 10,59 miliar pada 2022 atau setara dengan Rp 159,78 triliun. Nilai tersebut juga melonjak 159,59% dibandingkan yang tercatat pada 2021 sebesar US$ 4,08 miliar.

Kemudian, berdasarkan data Kpler menunjukkan impor batu bara thermal India tercatat 10,19 juta ton pada Februari 2023, meningkat 5% dibandingkan Januari. Pergerakan impor batu thermal India akan sangat tergantung pada produksi batu bara Negara Bollywood.

Diketahui, 70% sumber energi India masih menggunakan batu bara terutama untuk batu bara kalori rendah seperti ICI4 dan ICI5, sehingga hal ini dapat menjadi sentimen positif terhadap peningkatan batu bara dari India efek dari cuaca panas yang melanda India.

Beberapa emiten batu bara yang melakukan ekspor batu bara ke India ADRO, PTBA, INDY, ITMG, BYAN, BUMI, IATA dan KKGI.

Harga Ice Newcastle Coal hingga Senin (24/4/2023) masih berada di level US$ 207,30 atau turun 2,36%.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*