Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai US$21,40 miliar atau turun 4,15% dibanding ekspor Januari 2022. Dibanding Februari 2022 nilai ekspor naik sebesar 4,51 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menuturkan ekspor nonmigas Februari 2023 mencapai US$ 20,83 miliar, turun 3,00 persen dibanding Januari 2023, sementara itu naik 3,76% jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2022.
“Nilai ekspor kembali melambat secara bulanan, tapi tidak sedalam bulan sebelumnya, penurunan ekspor secara total ini tidak sedalam bulans sebelumnya,” kata Habibullah, Rabu (15/3/2023).
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari terjadi penurunan pada komoditas bahan bakar mineral, bijih logam turun 29,86%, dan alas kaki turun 13,78%
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan mengalami penurunan secara bulanan. Penurunan tertinggi dicetak oleh pertanian, kehutanan dan perikanan 9,62%. Sementara itu, ekspor migas turun hingga 20,26% secara bulanan. Secara tahunan, ekspor pertambangan justru meningkat 20,93% dan migas naik 19,27%.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$141,0 juta (10,93 persen).
Adapun, lanjut Habibullah, penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$277,0 juta (6,51 persen).